News
Ini pesan keamanan Pangan Dari Badan Pengawas Obat dan Makanan – Magfood Produsen Bumbu Tabur HALAL
Keamanan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, bergizi, beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat. Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor Menteri Negara Urusan Pangan). Berikut hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
- Santap Pangan begitu dihidangkan
Bacillus Cereus dapat mencemari pangan yang tersisa seperti nasi goreng. Penyebaran bakteri ini terutama karena terjadi penyebaran spora dalam jumlah besar pada pangan yang telah di masak. Spora akan bergerminasi (tumbuh) bila proses pendinginannya berlangsung dengan lambat. Gejala awal yang ditimbulkan oleh mikroba ini adalah mual dan muntah. Pada kasus, enterotoksin terjadi sakit perut, diare berair, dan kram perut 4-16 jam setelah mengonsumsi pangan yang terkontaminasi. Sakit akibat mikroba ini akan berlangsung selama 12-14 jam hingga beberapa hari, tetapi jarang berakibat fatal.
Untuk meminimalkan resiko segera konsumsi pangan matang dan jika ada sisa simpan pangan dalam kondisi panas (di atas 60oC) atau dingin (di bawah 5oC). Jika hendak dikonsumsi kembali panaskan pangan pada suhu di atas 74oC.
- Simpan pangan hewani pada suhu di bawah 5o
Campylobacter jejuni dapat mencemari daging ungags khususnya ayam. Data menunjukkan 98% bakteri Campylobacter jejuni ditemukan pada karkas ayam. Gejala yang ditimbulkan oleh mikroba pathogen ini adalah demam, sakit perut, mual, sakit kepala, sakit pada otot, dan diare yang mungkin berair atau lengket dan dapat mengandung darah.
Untuk meminimalkan resiko, simpan bahan pangan hewani pada suhu di bawah 5oC dan untuk pemanasan kembali hanya boleh dilakukan satu kali sampai suhu 85oC.
- Panaskan makanan kalengan hingga suhu 80o
Clostridium botulinum dapat tumbuh dan menghasilkan toksin botulin (penyebab terjadi batulisme) pada makanan kaleng dan bahan pangan dengan kandungan asam yang rendah, seperti daging, unggas dan seafood. Gejala awal yang ditimbulkan seperti rasa lelah, lemah, vertigo, diikuti dengan penglihatan berganda, kesulitan berbicara dan menelan, kesulitas bernafas, rasa lemah pada otot, perut kembung dan konstipasi.
Untuk meminimalkan resiko, pilih makanan kaleng dengan kaleng yang tidak penyok, tidak gembung dan tidak berkarat, dan untuk pemanasan hingga suhu 75oC-85oC.
- Cuci pangan dengan air matang
Listeria Monocytogenes dapat mencemari pangan segar seperti sayuran mentah, buah segar, daging mentah, ungggas mentah, ikan mentah, susu murni dan sebagainya. Listeria Monocytogenes dapat menyebabkan keguguran pada wanita hamil dan meningitis (radang selaput otak) pada bayi yang baru lahir serta immuno-com promised (gangguan pada sistem kekebalan tubuh) pada orang dewasa.
Untuk meminimalkan resiko, cuci buah dan sayuran yang dikonsumsi langsung dengan air matang. Bahan pangan mentah dan sumber hewani seperti daging, ungags dan hasil laut dimasak sampai matang sempurna (suhu internal mencapai 75oC-80oC).
Melalui informasi ini, diharapkan kita mendapatkan pengetahuan yang lebih baik untuk keamanan pangan yang lebih terjaga sehingga dapat melindungi diri dan keluarganya dari keracunan pangan.
(sumber Badan Pengawas Obat dan Makanan)
PT. Magfood Inovasi Pangan
Jl. Duren Tiga Raya No.46 Jakarta Selatan
Telp : +6221-791 93162 , +6221 79195 134, Fax: +6221-791 95364
Leave a reply